Minggu, 06 Mei 2012

Rahma My First Love


Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kesimpulannya Kenal maka sayang menurut aku itu adalah perkataan yang benar. Kenapa.?? Karena semenjak bertemu dengan dia dan kemudian mengenal dia lebih dan lebih perasaan sayang itu timbul. Jangan dibayangkan saat itu aku masih duduk di bangku SMP lebih tepatnya saat itu aku masih berumur antara 15-17 tahun. Adalah masa di mana setiap insan masih menginjak masa remaja, emosi masih labil dan belum begitu serius dalam memahami apa itu perasaan sayang dan cinta.
                Aku memang mengenal dia dari awal masuk sekolah, melalui seorang sahabat karibku yang masih mempunyai hubungan keluarga dengannya aku dikenalkan. Dialah Rahma wanita yang mungkin menurutku dialah yang pertamakali menyentuh dan menggetarkan hatiku. Sedikit pendeskripsian tentang sekolahku saat itu, bisa dibilang sekolahku itu adalah Islamic Boarding School atau lebih tepatnya orang-orang menyebutnya adalah Pesantren. Memang bukan merupakan Pesantren yang besar namun pesantren ini begitu terkenal di daerahku khususnya terhadap kegiatan ekstra yaitu Olahraga dan Agamanya. Untuk kesekian kalinya jangan dibayangkan betapa sulitnya pada masa-masa itu jangankan berbicara  mengungkapkan isi hatiku, bertemupun sangat susah sebab hal itu merupakan sesuatu yang sangat dilarang. Memang adalah peraturan sekolah harus memisahkan tempat antara laki-laki dan perempuan, serta harus meminimalisir terjadinya komunikasi antara laki-laki dan perempuan guna untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, namanya juga pesantren iyakan..!!??
                Hanya kegiatan ekstralah yang menjadi jembatan andalanku untuk  dapat  menyeberangi peraturan-peraturan yang menyekat dan membuat aku susah untuk dapat bertemu dengannya.   Bisa dibilang sebuah alibi. Aku selalu memantau kegiatan ekstra yang iya ikuti dan langsung ikut bergabung di dalamnya.
                Singkat cerita saat itu aku dan teman-teman disibukkan dengan persiapan UN, segala macam kegiatan ekstra ditutup untuk anak-anak kelas 3 semuanya harus fokus buat persiapan UN, stres bukan kepalang, aku saat itu memang benar-benar sangat kecewa, tapi untunglah ada kebijakan baru dari sekolah, untuk mengirim para siswa-siswanya mengikuti Bimbingan belajar di luar agar dalam menghadapi UN lebih maksimal.
                Lebih dari 2 tahun sudah aku mengenalnya dan menyimpan segala isi hatiku terhadapnya. Dan inilah saatnya aku pertamakali mengutarakan isi hati terhadap seorang wanita.  Berawal dari teman-temanku yang telah menjadi pakar dalam bidang ini, mereka memanas-manasiku, memang aku mengenal Rahma telah lama dan sering dipasang-pasangkan dengannya tapi tidak ada bukti jelas kalau memang aku suka padanya. Mereka memanas-manasiku akan keberanianku dalam mengutarakan isi hatiku, ke-gentle-ianku.. istilah mereka...
“mumpung ada kesempatan di luar saat BimBel..” kata salah satu temanku.
                Bukan aku kalau dipanas-panasi begitu saja hanya tinggal diam dan membiarkan mereka mempermainkan aku. Dengan segenap bantuan dan siasat yang telah mereka atur, aku mendapatkan sedikit bantuan dari teman-temanku agar lebih mudah dalam mengutarakan isi hatiku.
                Saat itu waktu istrahat, jeda antara pelajaran jam pertama dan kedua,  dan inilah saatnya yang tepat menurutku dan teman-temanku. Mereka telah mengatur agar aku dan Rahma masuk kelas agak terlambat, dan yang mengherankan ternyata teman-temanku telah bekerjasama dengan dengan teman-teman cewek.  Aku bergumam dalam hati “Ya Allah.. Thankz.. engkau telah mempertemukan aku dengan para sahabatku”.
Sumpah aku saat itu begitu gugup. Tapi mau diapakan lagi, aku telah berjanji kepada mereka dan jika aku mengingkarinya maka konsekuensi yang akan aku dapat justru lebih memalukan dari apa yang akan aku lakukan sekarang. Aku terlanjur berjanji jika aku tidak melakukannya sekarang maka aku harus melakukan Push Up sebanyak 30 kali di depan mereka saat pelajaran selesai.
Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar, aku telah mengungkapkannya. Ibaratnya aku telah meresmikan Kapal cintaku agar dapat berlabuh di pelabuhan hatinya.
Menganjak SMA, aku dan dia diterima di salah satu Madrasah ternama di Indonesia yang terletak di Gorontalo, apa mungkin jodoh kali ya..?? Pikirku.
Namun saat SMA inilah hubunganku dengan dia tidak seromantis SMP dulu. entah kenapa aku dengan dengan Rahma bungkam seribu bahasa ketika bertemu, saling cuek antara satu sama lain. Hari-hari aku jalani sampai suatu saat aku lulus dan diterima keperguruan tinggi ternama di Malang.
Aku mendengar kabar terakhir dirinya sekarang diterima disalah satu perguruan tinggi di Makassar. Aku berharap kelak dia akan menjadi pendampingku ketika berumah tangga. Sebab cinta pertama menurutku adalah anugerah dan harus menjadi cinta terakhir. Wallahu Alam. Semua aku serahkan kepada yang memiliki cinta.