Pepatah mengatakan tak kenal maka
tak sayang, kesimpulannya Kenal maka sayang menurut aku itu adalah perkataan
yang benar. Kenapa.?? Karena semenjak bertemu dengan dia dan kemudian mengenal
dia lebih dan lebih perasaan sayang itu timbul. Jangan dibayangkan saat itu aku
masih duduk di bangku SMP lebih tepatnya saat itu aku masih berumur antara
15-17 tahun. Adalah masa di mana setiap insan masih menginjak masa remaja,
emosi masih labil dan belum begitu serius dalam memahami apa itu perasaan
sayang dan cinta.
Aku
memang mengenal dia dari awal masuk sekolah, melalui seorang sahabat karibku
yang masih mempunyai hubungan keluarga dengannya aku dikenalkan. Dialah Rahma
wanita yang mungkin menurutku dialah yang pertamakali menyentuh dan menggetarkan
hatiku. Sedikit pendeskripsian tentang sekolahku saat itu, bisa dibilang
sekolahku itu adalah Islamic Boarding
School atau lebih tepatnya orang-orang menyebutnya adalah Pesantren. Memang
bukan merupakan Pesantren yang besar namun pesantren ini begitu terkenal di
daerahku khususnya terhadap kegiatan ekstra yaitu Olahraga dan Agamanya. Untuk
kesekian kalinya jangan dibayangkan betapa sulitnya pada masa-masa itu
jangankan berbicara mengungkapkan isi
hatiku, bertemupun sangat susah sebab hal itu merupakan sesuatu yang sangat
dilarang. Memang adalah peraturan sekolah harus memisahkan tempat antara
laki-laki dan perempuan, serta harus meminimalisir terjadinya komunikasi antara
laki-laki dan perempuan guna untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, namanya
juga pesantren iyakan..!!??
Hanya
kegiatan ekstralah yang menjadi jembatan andalanku untuk dapat
menyeberangi peraturan-peraturan yang menyekat dan membuat aku susah
untuk dapat bertemu dengannya. Bisa dibilang sebuah alibi. Aku selalu memantau
kegiatan ekstra yang iya ikuti dan langsung ikut bergabung di dalamnya.
Singkat
cerita saat itu aku dan teman-teman disibukkan dengan persiapan UN, segala
macam kegiatan ekstra ditutup untuk anak-anak kelas 3 semuanya harus fokus buat
persiapan UN, stres bukan kepalang, aku saat itu memang benar-benar sangat
kecewa, tapi untunglah ada kebijakan baru dari sekolah, untuk mengirim para
siswa-siswanya mengikuti Bimbingan belajar di luar agar dalam menghadapi UN
lebih maksimal.
Lebih
dari 2 tahun sudah aku mengenalnya dan menyimpan segala isi hatiku terhadapnya.
Dan inilah saatnya aku pertamakali mengutarakan isi hati terhadap seorang
wanita. Berawal dari teman-temanku yang
telah menjadi pakar dalam bidang ini, mereka memanas-manasiku, memang aku
mengenal Rahma telah lama dan sering dipasang-pasangkan dengannya tapi tidak
ada bukti jelas kalau memang aku suka padanya. Mereka memanas-manasiku akan
keberanianku dalam mengutarakan isi hatiku, ke-gentle-ianku.. istilah mereka...
“mumpung ada kesempatan di luar saat
BimBel..” kata salah satu temanku.
Bukan
aku kalau dipanas-panasi begitu saja hanya tinggal diam dan membiarkan mereka
mempermainkan aku. Dengan segenap bantuan dan siasat yang telah mereka atur,
aku mendapatkan sedikit bantuan dari teman-temanku agar lebih mudah dalam mengutarakan
isi hatiku.
Saat
itu waktu istrahat, jeda antara pelajaran jam pertama dan kedua, dan inilah saatnya yang tepat menurutku dan
teman-temanku. Mereka telah mengatur agar aku dan Rahma masuk kelas agak
terlambat, dan yang mengherankan ternyata teman-temanku telah bekerjasama
dengan dengan teman-teman cewek. Aku
bergumam dalam hati “Ya Allah.. Thankz.. engkau telah mempertemukan aku dengan
para sahabatku”.
Sumpah aku
saat itu begitu gugup. Tapi mau diapakan lagi, aku telah berjanji kepada mereka
dan jika aku mengingkarinya maka konsekuensi yang akan aku dapat justru lebih
memalukan dari apa yang akan aku lakukan sekarang. Aku terlanjur berjanji jika
aku tidak melakukannya sekarang maka aku harus melakukan Push Up sebanyak 30 kali di depan mereka saat pelajaran selesai.
Alhamdulillah,
semuanya berjalan lancar, aku telah mengungkapkannya. Ibaratnya aku telah
meresmikan Kapal cintaku agar dapat berlabuh di pelabuhan hatinya.
Menganjak SMA,
aku dan dia diterima di salah satu Madrasah ternama di Indonesia yang terletak
di Gorontalo, apa mungkin jodoh kali ya..?? Pikirku.
Namun saat SMA
inilah hubunganku dengan dia tidak seromantis SMP dulu. entah kenapa aku dengan
dengan Rahma bungkam seribu bahasa ketika bertemu, saling cuek antara satu sama
lain. Hari-hari aku jalani sampai suatu saat aku lulus dan diterima keperguruan
tinggi ternama di Malang.
Aku mendengar
kabar terakhir dirinya sekarang diterima disalah satu perguruan tinggi di
Makassar. Aku berharap kelak dia akan menjadi pendampingku ketika berumah
tangga. Sebab cinta pertama menurutku adalah anugerah dan harus menjadi cinta
terakhir. Wallahu Alam. Semua aku serahkan kepada yang memiliki cinta.