Kamis, 29 Oktober 2015

Flashback masa kuliah dulu




Selamat pagi hari rabu, kali ini aku bangun kesiangan, tak ada aktivitas unik yang kulakukan untuk menghiasi aliran waktumu, mungkin saja dari semenjak aku turun dari kasur sampe memeluk erat guling lagi.
Aku adalah anak rantau, yang hidup telah bertahun tahun di malang. Maksudnya baru empat Tahun sih.
Mau tahu bagaimana perjalanan kisahku saat aku menginjakkan kaki di malang sampai sekarang.?
Perkenalkan aku adalah Aco. Orang orang memanggilku dengan nama itu, kau juga cukup tahu saja namaku aco. Aku lahir dan besar di sebuah kota kecil yang bernama Limboto. Lebih tepatnya Provinsi Gorontalo. Daerah ini unik, banyak hal hal yang bakalan kalian dapat di daerah ini yang tak kalah dengan daerah lain di Indonesia, Bali, Jakarta, Jogja, Bandung hanya kota kota itu masuk pengecualian. Pariwisatanya mungkin kalah sama bali, Panasnya mungkin kalah sama Jakarta, budayanya mungkin tak sekental Jogja, Tapi Neng neng elisnya mungkin nomor dua dari Bandung.

Setidaknya Gorontalo merupakan daerah yang memilih masuk urutan nomor dua di Indonesia dalam segala hal. Itu menurut survey karangan pribadi
Kembali lagi ke yang empunya cerita.

Aku  adalah aco, yah yang dulunya punyai cita cita kuliah di Timur Tengah, tapi berakhir tragis dengan duduk manis menggenggam sebuah pena di daerah yang dulu katanya daerah dingin dibagian timur Pulau Jawa. Status sudah pasti MASIH Mahasiswa, dan sebentar lagi akan menjadi MAHASISA kalo kalo aku nggak ngebut untuk secepatnya mengejar wisuda. Bagaimana tidak.? Teman teman seangkatanku sudah mulai pada punah di kampus. Dan aku masih saja menikmati masa masa kuliahku yang mulai tergolong ekspaired. Tapi ku pikir, toh pasti ada masanya saat dimana orang harus benar benar memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dengan perasaan stress seminimal mungkin, dan itu coba aku berlakukan pada diriku,
“Lebih baik lulus pada waktunya ketimbang lulus tepat Waktu”. Adalah Tangkisan yang dapat membungkan bibir sejuta Umat saat menanyakan dirimu

 Kapan lulus Ngana?”.  Saat mulut mereka terbungkam saat itulah aku merasa menang,

Tapi pesanku kawan, tangkisan ini tidak akan berhasil kalo yang nanya adalah orang yang membawa surgamu ditelapak kakinya. Mau coba? Silahkan saja asal jangan bawa bawa nama aco ya. 

Kembali lagi ke aco. Orang bengis, tragis nan santai. Jangan bilang kalo orang yang punya sifat kayak gini  gaet ceweknya susah. Ceweknya aja yang susah untuk digaet. Ups. Itu adalah kalimat Dhaif yang tidak bisa aco terima kalo sampe ada yang mengira ngira itu terjadi. Mau tahu kenapa? Dikampusnya apalagi Fakultas tampa dia bas tap aja stok Harimnya banyak. Maklum Fakultas Ilmu Artis, kampusnya juga Kampus ternama didaerah dingin dibagian Timur Pulau Jawa. Jadi ya seperti itu. 

Hanya saja untuk seorang aco memegang teguh komitmen itu adalah ciri lelaki sejati, jangan panggil dia aco kalo dia tidaknya punya Gaco dalam hal percintaan.

                Cerita tentang seorang cewek, Aco mulai menjalankan strategi, cewek ini dibilang cantik biasa, sederhana iya, hanya saja auranya cewek itu mungkin membuat aco tertarik, kalo orang bilang Innerbeautynya itu lho yang membuat dia hempo tuhi tuhi kulubi alias dag dig dug, apalagi saat dia berada disampingnya, atau berduaan dengannya. Cuman patut untuk digaris bawahi kalo untuk berudaan  saja adalah mission Imposible untuk dia, kenapa? Teman teman se geng nya juga banyak, ada vita, maya, septi, ketiganya memang nggak kalah cantik, tapi yang ta gate di hati sudah pasti adalah Sidna.

                Masuk dalam alur cerita, suatu saat aku pergi mengunjungi dia di rumahnya di daerah Puncak di kota dingin daerah bagian timur pulau jawa. Kala itu statusku mahasiswa tingkat awal, masih fresh freshnya semangat untuk kuliah, aku diminta datang untuk memberikan privat matakuliah Akuntansi, maklum saja waktu SMA dia dulunya anak IPA, cuman nggak tahunya saat dia masuk kuliah malah terdampar di Jurusan yang sama sekali bahkan tidak pernah menyinggung soal Senyawa dzat, Gaya Sentripetal dan Sentripugal, bahkan Gaya Reproduksi, ??? lupakan..

              Sampailah aku tepat di depan rumahnya. Rumahnya prĂ©cis seperti orangnya, keliatan sederhana, tidak megah dan mewah, mungil kecil tapi indah.  Ketukan dan ucapan salamku ternyata cepat direspon dari penghuni rumah, aku telah dari tadi ditunggu dan mereka sudah siap untuk mendapatkan privat dariku, saat itu matahari tepat berada di atas ubun ubun atap rumah menandakan untuk yang muslim harus segera menghadap Tuhan di siang Hari, aku mengajak mereka bertiga untuk berjama ah menghadap Tuhan, yah kali kali kan siapa tahu belajar kita hari ini dapat berkah dari Tuhan.

                Setelah proses shalat selesai, aku langsung ke ruang Tamu, dan Ngoni tw? Kejadian inilah yang membuat kita semakin takjub akan dirinya, saat teman temannya pakai pakaian yang kurang bahan, justru dialah yang paling tertutup, pikirku.. “ini sapa yang punya rumah ee??”  Tuan rumahnya saja pakaiannya begitu sopan.. tapi yah sudahlah.. Hitung hitung ini adalah ujian dari Tuhan untuk memperkuat iman, “Dan Nikmat Tuhanmu manalah yang kamu Dustakan?”
 (Jangan berimajinasi terlalu berlebihan, Demi Tuhan torang hanya ba privat akuntansi tidak lebih dari itu).

                Alhamdulillah, lega juga rasanya saat jam menunjukkan pukul 4 sore,  aku berusaha untuk meyakinkan mereka kalo aku ada kegiatan jam 4, dan itu tidak bisa dilewatkan begitu saja. Akhirnya mereka mengiyakan, toh juga mereka sudah sedikit pada paham maksud dan tujuan serta cara bagaimana membuat neraca, buku besar dan lain sebagainya.
                Aku pamit kembali ke kontrakan dengan membawa kekaguman dan memperkokoh hati untuk mengutarakan rasa tapi belum bisa, dia cantik, cantik  dari hatinya , begitulah saat aku merubah lirik kalimat lagu ciribele atau apalah namanya, aku tidak perduli, suatu saat tentu pasti akan tersampaikan gumamku dalam hati.

 Bersambung…….