Selamat pagi
hari rabu, kali ini aku bangun kesiangan, tak ada aktivitas unik yang kulakukan
untuk menghiasi aliran waktumu, mungkin saja dari semenjak aku turun dari kasur
sampe memeluk erat guling lagi.
Aku adalah
anak rantau, yang hidup telah bertahun tahun di malang. Maksudnya baru empat
Tahun sih.
Mau tahu
bagaimana perjalanan kisahku saat aku menginjakkan kaki di malang sampai
sekarang.?
Perkenalkan
aku adalah Aco. Orang orang memanggilku dengan nama itu, kau juga cukup tahu
saja namaku aco. Aku lahir dan besar di sebuah kota kecil yang bernama Limboto.
Lebih tepatnya Provinsi Gorontalo. Daerah ini unik, banyak hal hal yang bakalan
kalian dapat di daerah ini yang tak kalah dengan daerah lain di Indonesia,
Bali, Jakarta, Jogja, Bandung hanya kota kota itu masuk pengecualian.
Pariwisatanya mungkin kalah sama bali, Panasnya mungkin kalah sama Jakarta,
budayanya mungkin tak sekental Jogja, Tapi Neng
neng elisnya mungkin nomor dua dari Bandung.
Setidaknya
Gorontalo merupakan daerah yang memilih masuk urutan nomor dua di Indonesia
dalam segala hal. Itu menurut survey karangan pribadi
Kembali lagi
ke yang empunya cerita.
Aku adalah aco, yah yang dulunya punyai cita cita
kuliah di Timur Tengah, tapi berakhir tragis dengan duduk manis menggenggam
sebuah pena di daerah yang dulu katanya daerah dingin dibagian timur Pulau
Jawa. Status sudah pasti MASIH Mahasiswa, dan sebentar lagi akan menjadi
MAHASISA kalo kalo aku nggak ngebut untuk secepatnya mengejar wisuda. Bagaimana
tidak.? Teman teman seangkatanku sudah mulai pada punah di kampus. Dan aku
masih saja menikmati masa masa kuliahku yang mulai tergolong ekspaired. Tapi ku
pikir, toh pasti ada masanya saat dimana orang harus benar benar memanfaatkan waktu
semaksimal mungkin dengan perasaan stress seminimal mungkin, dan itu coba aku
berlakukan pada diriku,
“Lebih baik
lulus pada waktunya ketimbang lulus tepat Waktu”. Adalah Tangkisan yang dapat
membungkan bibir sejuta Umat saat menanyakan dirimu
“Kapan
lulus Ngana?”. Saat mulut mereka terbungkam saat itulah
aku merasa menang,
Tapi pesanku
kawan, tangkisan ini tidak akan berhasil kalo yang nanya adalah orang yang
membawa surgamu ditelapak kakinya. Mau coba? Silahkan saja asal jangan bawa
bawa nama aco ya.
Kembali lagi
ke aco. Orang bengis, tragis nan santai. Jangan bilang kalo orang yang punya
sifat kayak gini gaet ceweknya susah.
Ceweknya aja yang susah untuk digaet. Ups. Itu adalah kalimat Dhaif yang tidak bisa aco terima kalo
sampe ada yang mengira ngira itu terjadi. Mau tahu kenapa? Dikampusnya apalagi
Fakultas tampa dia bas tap aja stok Harimnya banyak. Maklum Fakultas Ilmu
Artis, kampusnya juga Kampus ternama didaerah dingin dibagian Timur Pulau Jawa.
Jadi ya seperti itu.
Hanya saja untuk seorang aco
memegang teguh komitmen itu adalah ciri lelaki sejati, jangan panggil dia aco
kalo dia tidaknya punya Gaco dalam
hal percintaan.
Cerita
tentang seorang cewek, Aco mulai menjalankan strategi, cewek ini dibilang
cantik biasa, sederhana iya, hanya saja auranya cewek itu mungkin membuat aco
tertarik, kalo orang bilang Innerbeautynya
itu lho yang membuat dia hempo tuhi tuhi
kulubi alias dag dig dug, apalagi saat dia berada disampingnya, atau
berduaan dengannya. Cuman patut untuk digaris bawahi kalo untuk berudaan saja adalah mission Imposible untuk dia, kenapa? Teman teman se geng nya juga
banyak, ada vita, maya, septi, ketiganya memang nggak kalah cantik, tapi yang ta gate di hati sudah pasti adalah
Sidna.
Masuk
dalam alur cerita, suatu saat aku pergi mengunjungi dia di rumahnya di daerah
Puncak di kota dingin daerah bagian timur pulau jawa. Kala itu statusku
mahasiswa tingkat awal, masih fresh freshnya semangat untuk kuliah, aku diminta
datang untuk memberikan privat matakuliah Akuntansi, maklum saja waktu SMA
dia dulunya anak IPA, cuman nggak tahunya saat dia masuk kuliah malah
terdampar di Jurusan yang sama sekali bahkan tidak pernah menyinggung soal
Senyawa dzat, Gaya Sentripetal dan Sentripugal, bahkan Gaya Reproduksi, ???
lupakan..
Sampailah
aku tepat di depan rumahnya. Rumahnya précis seperti orangnya, keliatan
sederhana, tidak megah dan mewah, mungil kecil tapi indah. Ketukan dan ucapan salamku ternyata cepat
direspon dari penghuni rumah, aku telah dari tadi ditunggu dan mereka sudah
siap untuk mendapatkan privat dariku, saat itu matahari tepat berada di atas
ubun ubun atap rumah menandakan untuk yang muslim harus segera menghadap Tuhan
di siang Hari, aku mengajak mereka bertiga untuk berjama ah menghadap Tuhan,
yah kali kali kan siapa tahu belajar kita hari ini dapat berkah dari Tuhan.
Setelah
proses shalat selesai, aku langsung ke ruang Tamu, dan Ngoni tw? Kejadian inilah yang membuat kita semakin takjub akan dirinya, saat teman temannya pakai pakaian
yang kurang bahan, justru dialah yang paling tertutup, pikirku.. “ini sapa yang punya rumah ee??” Tuan rumahnya saja pakaiannya begitu sopan..
tapi yah sudahlah.. Hitung hitung ini adalah ujian dari Tuhan untuk memperkuat
iman, “Dan Nikmat Tuhanmu manalah yang
kamu Dustakan?”
(Jangan berimajinasi terlalu berlebihan, Demi
Tuhan torang hanya ba privat akuntansi tidak
lebih dari itu).
Alhamdulillah,
lega juga rasanya saat jam menunjukkan pukul 4 sore, aku berusaha untuk meyakinkan mereka kalo aku
ada kegiatan jam 4, dan itu tidak bisa dilewatkan begitu saja. Akhirnya mereka
mengiyakan, toh juga mereka sudah sedikit pada paham maksud dan tujuan serta
cara bagaimana membuat neraca, buku besar dan lain sebagainya.
Aku
pamit kembali ke kontrakan dengan membawa kekaguman dan memperkokoh hati untuk
mengutarakan rasa tapi belum bisa, dia cantik, cantik dari hatinya , begitulah saat aku merubah
lirik kalimat lagu ciribele atau apalah namanya, aku tidak perduli, suatu saat
tentu pasti akan tersampaikan gumamku dalam hati.
Bersambung…….